Ads from Google

Thursday, August 9, 2007

Salut dg usaha Kecil, ide2 mengembangkannya

Kemarin ketika jalan2 ke TPS (tempat pemungutan suara pilkada jakarta), anakku liat orang jualan dan pengen beli. Jualannya dikerubuti anak kecil laku banget sampai pas aku tanya ternyata jualannya udah habis. Sekilas istriku mengenai orang jualan ini ternyata temennya dulu. Dia berjualan berkeliling pake sepeda dan akhirnya jadi ngobrol2 setelah tahu jualannya abis dan ternyata kenalan lama.

Walaupun sepertinya yg dia ceritain agak nyombong, tapi aku cukup percaya ketika dia menceritakan menikmati pekerjaannya dan dengan kerja keras tapi diatur sendiri bisa menghasilkan bersih lebih dari Rp 10Jt sebulan (1090 usd/833 eur) bahkan sampai 15Jt. Ini lebih dari standar rata2 orang ngantor di Jakarta. Memang dari segi penampilan tidak keren cendrung lusuh bersandal dan nyantai, tapi saya salut dg perjuangan pengusaha2 kecil seperti ini bersusah payah di Jakarta. Orang2 yg seperti ini yg perlu kita dukung dg membeli produknya dan memberikan dukungan usaha lainnya. Ini yg sudah berhasil, namun sebagian besar masih kesulitan bersusah payah menafkahi anak2 dan keluarganya dg usaha keci.

Dari obrolan penjual keliling lainnya yg terutama dari sektor makanan juga bisa diketahui bahwa mereka cukup kuat terhadap krisis2 ekonomi dan yg pintar bisa menginvestasikan hasil usahanya menjadi bentuk aset tradisional seperti membeli tanah pertanian di kampung halaman. Kekuatan golongan usaha kecil terhadap krisis ini menurutku bisa menjadi landasan ketahanan ekonomi negara dari serangan2 kebijakan2 di luar kekuasaan kita.

Ada orang di kampungku yg coba membantu golongan ini misalnya memberi pinjaman tanpa bunga untuk skala usaha sangat kecil, pinjaman sekitar 50-100rb untuk dijadikan modal jualan gorengan dan donat. Pinjaman ini diberikan peminjam dg kesediaan membantu dan siap tidak dikembalikan. Kelihatannya cukup berhasil selama beberapa waktu. Namun terakhir jualan gorengan dan donat ini terhenti setelah mereka terjebak meminjam ke “bank keliling” berbunga harian yg cukup jahat dan menghancurkan usaha riil mereka.

Aku gak tau dalam mengelola usaha termasuk usaha kecil, namun sok2an ada ide2 berikut yg kayaknya belum bagus tapi mudah2an berguna untuk membantu usahawan2 kecil

  • adanya banyak perorangan atau lembaga yang membantu modal dalam jumlah kecil untuk per unit nya tapi bisa menyentuh lebih banyak unit usaha atau orang. Misalnya per orang dipinjami 50-100rb saja tapi kesuksesan usahanya di sektor yg tidak begitu beresiko.
  • Bantuan modal kecil ini tidak berbunga tapi memperoleh margin bisa dari bagi hasil. Margin ini dikembalikan ke bantuan modal lainnya
  • Pemberi pinjaman diharapkan merelakan pinjamannya tak kembali dan bisa memperlakukannya sebagai sedekah, namun secara peraturan pinjaman ini harus dikembalikan dg penalti yg sifatnya mendidik
  • Bantuan diutamakan bagi yg punya kerja keras, tidak konsumtif (tidak merokok, dll), punya tanggung jawab besar dg keluarga.
  • Bantuan tidak hanya bersifat finansial, juga informasi, motivasi, akses pasar, manajemen.
  • Penjual keliling / hawker mungkin bagusnya lebih memperhatikan sisi informasi produk mereka seperti 1. menampilkan harga barang, ini mempermudah calon konsumen memutuskan membeli 2. sharing dg pedagang dan calon konsumennya mengenai kawasan yg layak jualan 3. ….
  • pemerintah daerah secara berkala mengadakan acara pasar siang-malam sementara di dekat perkampungan penduduk untuk pengusaha kecil ini tanpa biaya. Ini didanai pemerintah. Sehingga ada kegairahan penduduk dan pengusaha kecil untuk berusaha dan membeli.
  • Tempat ibadah seperti mesjid, pengajian dan sekolah bisa dimanfaatkan sebagai 1. pusat pendidikan, 2. motivator, 3. tempat membantu dan 4. informasi untuk pengusaha kecil.
  • Pasar awal untuk pengusaha kecil ini adalah kita2 juga orang Indonesia. Pemerintah seharusnya memberikan usaha mendidik kedua pihak pengusaha kecil dan pasarnya bagaimana pentingnya saling mendukung kedua fihak ini untuk memperkuat ketahanan ekonomi kita.
  • dilanjutkan nanti ….

No comments: