Ads from Google

Sunday, January 20, 2008

Anggota DPR Sita Kamera Video

News from http://kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.20.01141263&channel=2&mn=154&idx=154

Kompas Minggu, 20 April 2008 01:14 WIB

Jakarta, Kompas - Anggota DPR dari
Fraksi PDI Perjuangan berinisial JS dilaporkan ke Polda Metro Jaya karena
merampas kamera video atau handycam yang digunakan petugas satpam, Tumai Dani Tiwu Sigar. Kamera video itu digunakan Tumai untuk merekam keributan yang melibatkan JS.


Tumai merekam keributan yang dipicu perilaku JS di kompleks
perkantoran Darma Bumi Harmoni, Jalan Majapahit, Nomor 32-34, Jakarta Pusat,
Jumat (18/4) petang.
Tumai yang ditemui di lokasi kejadian menjelaskan, JS
bersikeras mengeluarkan mobilnya secara melawan arus melalui pintu masuk
kompleks perkantoran. Tindakan itu dapat membahayakan lalu lintas di daerah
padat kendaraan di seberang Istana yang berada di kawasan Harmoni.

”Saya ini anggota dewan. Kamu orang kecil tahu apa. Kompleks ini milik saya, tahu!” tutur Tumai menirukan JS. Ucapan JS itu kemudian diikuti kata-kata kotor yang diarahkan kepada petugas parkir dan petugas satpam kompleks yang menjaga portal pintu masuk Kompleks Darma Bumi Harmoni.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDI-P) Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia Firman Jaya Daeli yang dihubungi menyatakan, pihaknya segera memanggil JS untuk klarifikasi.

”Kalau betul ada pelanggaran, akan ditindak tegas sebagai bentuk
penegakan aturan partai. Kader PDI-P harus menjadi contoh dan teladan bagi
masyarakat serta tidak boleh mengedepankan kekerasan. Kader, apalagi anggota
legislatif atau pejabat di lembaga eksekutif, harus menjadi abdi rakyat,” kata
Firman.


Telepon genggam JS tidak bisa dihubungi sejak petang.

Berdasarkan pantauan, tidak terlihat aktivitas di PT ”BL” di kompleks
perkantoran. Sebelum menjadi anggota DPR, menurut Koordinator Keamanan Okky
Abibakrim, JS berkantor di PT ”BL”.

”Ini bukan kali pertama dia memaksa mobilnya keluar dengan melawan arus lalu lintas melalui pintu masuk kompleks.
Dia juga sering tidak membayar parkir sehingga petugas parkir harus menombok dari kantung sendiri. Mereka hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu. Para
pemilik kendaraan di kompleks juga sering memprotes kami karena merasa petugas
mengistimewakan JS,” papar Okky.
Sebelum insiden, JS, kata Okky, datang ke kompleks perkantoran dengan mobil Range Rover sekitar pukul 12.30. Mobil itu
kemudian keluar dari kompleks sesuai prosedur dan tidak melawan arus lalu
lintas. Kericuhan terjadi belakangan saat JS meninggalkan kompleks.

Prosedur pengamanan

Menurut Tumai, sesuai prosedur pengamanan kompleks, apabila
terjadi keributan, harus direkam dengan menggunakan kamera video yang
disediakan. Tumai dengan sigap mengambil kamera video dan merekam perilaku
anggota dewan tersebut.
Menyadari aksinya direkam kamera, JS tiba-tiba
menghampiri Tumai dan langsung merampas kamera video berisi rekaman peristiwa
itu. Kamera video bermerek JVC dengan kemampuan 32 kali zoom yang baru empat
bulan disediakan perusahaan pun langsung berpindah tangan.
”Saya dihalangi
dua pengawal JS sehingga tidak bisa mengambil kamera itu. Karena kehilangan
handycam itu saya dipotong gaji oleh perusahaan,” kata Tumai dengan wajah
memelas.

Perampasan berawal dari perilaku JS yang menumpang Toyota Kijang
Innova warna perak memaksa keluar kompleks dengan melawan arus. Saat itu, ujar
Okky, portal dalam posisi tertutup sebagai standar pengamanan. Namun, mobil JS
memepet portal dan memaksa agar palang besi dibuka.
JS membentak sopirnya untuk menerobos. Dia turun dari mobil lalu memaki petugas parkir dan petugas satpam, Malvin Ligo dan Tumai, yang bertugas.
”Mobilnya terlihat baret-baret
karena dipaksa menyeruduk palang besi,” kata Tumai. Keributan pun terjadi. Saat
Tumai mengambil gambar menggunakan kamera video, JS marah dan merampas alat perekam itu. Ditemani kawan-kawannya, Tumai melaporkan peristiwa perampasan itu ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan perampasan dan pencurian. (Ong)

No comments: